Beberapa bentuk
penyimpangan seksual atau devisi seksual yang dapat dijumpai di masyarakat
antara lain :
- Pedofilia, Kepuasan sek dicapai dengan menggunakan objek anak- anak. Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak di bawah usia pubertas . Hal tersebut dapat disebabkan oleh kelainan mental, seperti shizofrenia, sadisme organic atau gangguan kepribadian organic
- Eksibisionisme, kepuasan sek dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum. Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan orang yang tidak dikenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seksual.
- Fetisisme, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu hak tinggi, pakaian dalam, stoking atau lainnya. Disfungsi ini dapat disebabkan antara lain karena eksperimen seksual yang normal dan bedah pergantian kelamin
- Transvestisme, kepuasan sek dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran sek yang berlawanan, misalnya pria yang senang menggunakan pakaian dalam wanita
- Transeksualisme, bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan paerasaan tidak senang terhadap alat kelamin nya, adanya keinginann untuk berganti kelamin
- Voyerisme/ skopofilia, kepuasaan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktivitas seksual yang dilakukan orang lain
- Masokisme, kepuasana seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis
- Sadisme, merupakan lawan dari masokisme, kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti objeknya, baik secara fisik maupun psikologis ( dengan menyiksa pasangan), hal tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang salah
- Homoseksual dan lesbianisme, penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan secara fisik mapupun emosi kepada lawan jenis . Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan orang berjenis kelamin sama
- Zoofilia, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang
- Sodomi, kepuasan seksual dicapai dengan melalui anus
- Nekrofilia, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek mayat
- Keprofilia, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek feses
- Urolagnia, kepuasana seksual dicapai dengan menggunakan objek urine yang diminum
- Oral sek/ kunilingus, kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin wanita
- Felaksio, kepuasan seksual dicapai dengan mengguankan mulut pada alat kelamin laki- laki
- Froterisme/ friksionisme, kepuasan seksual dicapai dengan cara menggosokkan penis pada pantat wanita atau badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia.
- Goronto, kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan lansia
- Frottage, kepuasan seksual dicapai dengan cara meraba orang yang disenangi tanpa diketahui lawan jenis
- Porbografi, gambar/ tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual ( Maramis WF,2004 )
SIKLUS RESPON SEKSUAL
Siklus respon
seksual terdiri atas beberapa tahap berikut
- Tahap suka cita, merupakan tahap awal dalam respon seksual pada wanita ditandai dengan banyaknya lender pada daerah vagina, dinding vagina mengalami ekspansi atau menebal, meningkatnya sensitivitas klitoris, putting susu menegang dan ukuran buah dada meningkat. Pada laki- laki ditandai dengan ketegangan atau ereksi pada penis dan penebalan atau elevasi pada skrotum
- Tahap kestabilan, pada tahap ini wanita mengalami retraksi di bawah klitoris, adanya lender yang banyak dari vagina dan labia mayora, elevasi dari serviks dan uterus serta meningkatnya otot- otot pernafasan . Pada laki- laki ditandai dengan meningkatnya ukuran gland penis dan tekanan otot pernafasan
- Tahap orgasme ( puncak ) tahap puncak dalam siklus seksual pada wanita ditandai adanya kontraksi yang tidak disengaja dari uterus ,rectal dan spincher, uretra dan otot- otot lainnya, terjadi hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi, pada laki- laki ditandai dengan relaksasi pada spinchter kandung kencing, hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi.
- Tahap resolusi / peredaan, merupakan tahap terakhir dalam siklus respon seksual pada wanita ditandai adanya relaksasi dari dinding vagina secara berangsur- angsur, perubahan warna dari labia mayora, pernafasan , nadi, tekanan darah, otot- otot berangsur- angsur kembali normal, Pada laki laki ditandai dengan menurunnya denyut pernafasan dan denyut nadi serta melemasnya penis.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH SEKSUAL
- PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian ini
adalah riwayat keperawatan , pemeriksaan fisik, dan pengkajian psikososial.
Pada riwayat keperawatan dapat diidentifikasikan beberapa hal tentang riwayat
penyakit yang berhububungan dangan masalah seksual, seperti penyakit diabetes
yang kronis, trauma pada alat genital, terjadi peradangan dan adanya penyakit
pada alat kelamin, seperti HIV/ AIDS, sipilis, atau berbagai penyakit yang
dapat mempengaruhi seksual, seperti penyakit jantung yang dapat menimbulkan
kecemasan yang tinggi, trauma tulang belakang dan kondisi pembedahan perlu
diperhatikan, amputasi kaki, pembedahan daerah leher, mastektomi, histerektomi
( pengangkatan rahim ) eksisi atau pembedahan pada vagina dan orshidectomi atau
pengangkatan testis. Pada pengkajian secara fisik dapat dikaji tentang berbagai
informasi pada system, seperti system saraf, kardiovaskuler, endokrin serta
genitourinaria. Pada wanita dilakukan pengkajian terhadap keadaan atau
fisiologis dari haid/ menstruasi. Pengkajian selanjutnya adalah riwayat
psikososial, antara lain ada atau tidaknya riwayat psikososial yang berhubungan
dengan masalah seksual seperti adanya trauma perkosaan, latar belakang budaya
atau keyakinan dalam berhubungan atau yang lain, seperti sikap atau nilai yang
dianut dalam kehidupan serta pandangan terhadap seksual.
- Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang dapat terjadi pada maslaha kebituhan seksual, antara lain :
- Perubahan disfungsi seksual dan pola seksual berhubungan dengan stress
- Efek penyakit akut dan kronis
- Perubahan atau kehilangan anggota tubuh
- Perubahan pasca partum
- Perasaan takut hamil
- Penyakit hubungan seksual
- Ketakutan terhadap efek koitus ( adanya serangan jantung)
- Trauma tulang belakang
- Perubahan neulogi seperti impotensia
- Pandangan negative terhadap perubahan tubuh seperti masektomi
- Kurangnya pengetahuan tentang peynakit karena hubungan seksual
- Ketakutan bayi cacat akibat koitus
- Penggunaan alcohol yang berlebihan
- Perasaan yang bersalah
- Pengalaman traumatic
- Ketakutan ketidakmampuan memuaskan pasangan
- Rasa nyeri karena tidak cukupnya cairan vagina
- Perencanaan dan tindakan keperawatan
Tahap perencanaan
yang dilakukan adalah penentuan tujuan dari masalah yang hendak diatasi, dengan
tujuan agar pasien mampu mempertahankan atau menolong individu untuk mencapai
integritas seksual serta dapat mengembangkan kesadaran diri terhadap sikap,
keyakinan dan pengetahuan tentang seksual, memahami berbagai informasi dan pendidikan
seksual yang akurat, mampu mengidentifikasi masalah seksual, dan meningkatkan
body image serta harga diri pasien. Kemudian rencana dan intervensi yang dapat
dilakaukan adalah :
- memberikan pendidikan dan konseling tentang kebutuhan dan masalah seksual
- mencegah isolasi social
- mengurangi dorongan seksual
- meningkatkan citra diri dan harga diri pasien
Masalah
kesehatan/ seksualitas
|
Tindakan
keperawatan
|
Dampak diabetes mellitus
Laki- laki :
kesulitan ereksi karena neuroparti diabetic atau mikroangiopati
Wanita :
penurunan hasrat, penurunan lubrikasi vagina
Dampak penyakit paru obstruksi menahun
Intoleransi
aktivitas karena dispnea pada aktifitas batuk ekspektorasi, kemudian anxietas
Dampak Arthritis
Terjadi nyeri,
kaku sendi dan lelah, serta terjadi penurunan libido akibat obat steroid
Dampak hipertropi prostate beningna ( BPH )
Terjadinya
ejakulasi retrograde karena kerusakan spingter kandung kemih internal
Dampak penyakit kardiovaskuler
Terjadinya
kecemasan, takut tentang penampilan, takut nyeri dada, kematian,
penurunan hasrat, rangsangan
keputusasaan pasangan untuk menghentikan aktifitas seksual
Dampak gagal ginjal kritis ( GGK )
Terjadi nya
uremia kronis dan berulang dapat menyebabakan depresi atau penurunan hasarat
seksual dan gagal ginjal kronis, yang dapat diobati dapat menyebabkan
penghentian ovulasi dan menstruasi pada wanita dan menyebabkan atropi testis,
penurunan spermatogenesis, plasmatestosteron dan disfungsi ereksi
Dampak kolostomi/ ileostomi
Terjadi
perubahan konsep diri, penurunan keinginan seksual, rangsangan dan orgasme
Dampak cedera medulla spinalis
Ketidak mampuan
melakukan ejakulasi bila terjadi cedera neuron motorik atas
|
|
- Evaluasi keperawatan
Evalusi terhadap
masalah seksual secara umum dapat dinilai dari kemampuan untuk melakukan
hubungan seksual, percaya diri akan adanya kepuasan hubungan seksual, dan
,mampu mengekspresikan perasaan tentang kebutuhan seksual, mampu meningkatkan
fungsi peran serta konsep diri.
0 komentar:
Posting Komentar